BANDUNG, iNewsBandungraya.id – Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Bandung – Koordinator Jawa Barat (ISEI Jabar), Prof. Martha Fani Cahyandito mengatakan Jawa Barat memerlukan pembangunan infrastruktur secara berkesinambungan.
Hal tersebut Prof. Fani katakan saat kick of West Java Economic Society (WJES) 2024 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Kamis (29/2/2024).
“Hal ini diperlukan guna meningkatkan daya saing daerah serta mewujudkan pertumbuhan yang dibarengi dengan pemerataan ekonomi,” kata Prof. Fani.
Menurut Prof. Fani konektivitas, baik jalan tol maupun nasional, sangat dibutuhkan untuk menghubungkan sentra-sentra pertumbuhan baru di Jabar Selatan dan Kawasan Rebana Metropolitan. Selain itu juga untuk memperkokoh jalur distribusi dan kelancaran rantai pasok aneka produk manufaktur dan hasil alam Jawa Barat.
“Sepanjang tahun 2023, terdapat beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah berhasil dibangun di Jawa Barat antara lain: Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Tol Cisumdawu, Pelabuhan Patimban, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, serta beberapa proyek bendungan,” katanya.
Oleh karena itu, melalui WJES Kick Off menjadi menandai bergulirnya seluruh rangkaian WJES 2024 menjadi upaya penyelarasan dengan target Pemprov Jawa Barat untuk mendorong pembangunan dan optimalisasi berbagai infrastruktur sebagai upaya dalam menarik investor dan mengembangkan investasi di Jawa Barat.
Prof. Fanni menuturkan WJES merupakan ajang kolaborasi BI dan ISEI Jabar untuk mendiskusikan dan mempertajam gagasan-gagasan yang diharapkan bermanfaat dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi di Jawa Barat.
“Karena itulah, selain seminar pembuka dan berbagai kegiatan lain, WJES 2024 menyelenggarakan Call for Recommendation Papers dimana para pengkaji, peneliti dan praktisi diundang untuk menyumbangkan ide-ide bernas bagi percepatan pembangunan ekonomi Jabar di berbagai sektor perekonomian dan dari beragam sudut pandang,” katanya.
Melalui tema WJES 2024, jelasnya, kita ingin terus mengawal komitmen pemerintah dalam meningkatkan investasi di dua kawasan pertumbuhan: Rebana dan Jabar Selatan, melalui penerbitan Peraturan Presiden Republik Indonesia No.87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.
Sebagaimana kita pahami bersama, di Kawasan Pansela Jawa Barat, terdapat tiga sektor perekonomian yang menjadi konsentrasi, yakni perkebunan, perikanan, dan pariwisata.
“Kawasan Rebana Metropolitan mengembangkan 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dan membuka peluang bagi pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” katanya.
“Keberadaan dua kawasan pertumbuhan itu diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, sekaligus mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sehingga dapat menghadirkan kemakmuran dan pemerataan pembangunan untuk masyarakat Jawa Barat,” imbuhnya.
Prof. Fani mengatakan keberadaan Kawasan Rebana Metropolitan juga akan memperkuat sektor manufaktur Jawa Barat, yang selama ini juga telah menjadi primadona nasional untuk sektor manufaktur, dimana provinsi ini menyumbangkan hampir 29% PDB Industri Pengolahan nasional.
“Sektor-sektor perekonomian unggulan Jawa Barat tersebut harus terus kita pertahankan dan tingkatkan kinerjanya,” katanya.
Konektivitas, tegas Prof. Fani, menjadi kata kunci yang penting dalam memicu kinerja berbagai kegiatan perekonomian serta memperlancar arus pergerakan barang antar daerah di Jabar maupun antara wilayah Jabar dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia.
“Selain ingin mengawal akselerasi pembangunan infrastruktur di Jawa Barat, dalam WJES 2024 kita juga ingin menggarisbawahi pentingnya kita merumuskan sumber-sumber pertumbuhan baru di provinsi ini, untuk menciptakan nilai tambah baru dan menopang visi masa depan mengenai pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
“Atas nama ISEI Jabar, saya ingin mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya kepada KPW Bank Indonesia Jabar yang telah menjadi partner setia dalam ’pengabdian’ dalam menyumbangkan pemikiran dan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah selama 5 tahun belakangan ini. Semoga kolaborasi produktif ini terus lestari,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar, Muhamad Nur.
“WJES adalah upaya Bank Indonesia mendorong lahirnya pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat. Pusat pertumbuhan ekonomi baru tersebut diharapkan dapat digagas oleh para ahli ekonomi,” katanya.
“WJES akan dilakukan dalam bentuk seminar, yang kemudian dituangkan dalam bentuk paper. Siapa saja bisa memberikan masukan dalam rangka mendukung lahirnya pusat ekonomi baru,” jelas dia.
Menurut M. Nur masukan mengenai potensi dan peluang ini dalam upaya optimalisasi infrastruktur di Provinsi Jawa Barat dari pemangku kepentingan (stakeholders) serta mengenai potensi, peluang, dan tantangan pembangunan ekonomi Jawa Barat.
“Optimalisasi peran infrastruktur Jawa Barat sebagai dasar pembuatan rekomendasi kebijakan ke depan terkait dengan pengembangan perekonomian di Jawa Barat,” pungkasnya. (*)Editor : Abdul Basir