Mereka telah melakukan ujian karya dan kita berambisi ekspornya meningkat. Tahun lampau ada 30 pesertanya dan 15 mampu ekspor. Tahun ini ada sekitar 50 pesertanya untuk didampingi ekspor coaching
Bandung (BERITAJA) – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat melakukan pendampingan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) potensial guna memperkuat ekspor provinsi tersebut
Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar Muslimin Anwar dalam aktivitas Kick Off West Java Economic Society (WJES) 2025 di Bandung, Rabu, mengatakan, dalam upaya tersebut, sejauh ini sebanyak 15 UMKM fashion telah difasilitasi untuk belajar di ESMOD Jakarta yang merupakan lembaga pendidikan fashion, dari 200 UMKM yang dikurasi, untuk mampu ekspor produknya.
“Mereka telah melakukan ujian karya dan kita berambisi ekspornya meningkat. Tahun lampau ada 30 pesertanya dan 15 mampu ekspor. Tahun ini ada sekitar 50 pesertanya untuk didampingi ekspor coaching,” ujar Muslimin.
Muslimin berambisi pelaku UMKM mampu melakukan ekspor dengan sebagian besar diharap mampu menjangkau pasar non-tradisional yang belum pernah dilakukan ekspor masif selama ini seperti Afrika dan Timur Tengah.
“Namun dengan beberapa persyaratan misalnya kita mampu melakukan korespondensi alias perbankannya dapat mendukung dengan dikeluarkannya Letter of Credit (LC) alias Surat Kredit Berdokumen (SKD) untuk transaksi perdagangan internasional dapat diterima, termasuk persoalan hukumnya,” ucap Muslimin.
Dengan tekanan dunia yang tetap jadi tantangan usai terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS yang berakibat pada ekspor Jabar, khususnya sektor tekstil, dasar kaki, karet, dan elektronik, BI Jabar optimistis tekanan mampu diatasi dengan strategi diversifikasi pasar dan peningkatan permintaan domestik.
Terlebih, kata Muslimin, berasas info BPS keahlian ekonomi Jawa Barat pada triwulan I tetap positif ialah tumbuh 4,98 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di nomor 4,7 persen. BI Jabar pun optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2025 berada dalam kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.
“Meskipun melambat dari perkiraan kami sebelumnya sejalan dengan perlambatan yang terjadi di dunia dari 3,2 persen menjadi 2,9 persen pada tahun 2025. Amerika dan China sebagai seteru daripada trade war ini juga mengalami koreksi, Amerika dari 2,3 persen menjadi 2 persen dan China dari 4,6 persen menjadi 4,0 persen,” tutur Muslimin.
Guna memperkuat ekspor yang implikasinya pada pertumbuhan ekonomi, BI Jabar mengatakan bakal terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi, kota dan kabupaten, serta instansi pusat Bank Indonesia untuk mencari strategi yang efektif dan responsif pada perkembangan dunia salah satunya dengan West Java Economy Society (WJES) yang tahun ini adalah jenis keenam.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mengatakan keahlian ekspor Jabar mengalami penurunan, utamanya di sembilan negara tujuan termasuk Amerika Serikat (AS).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Provinsi Jabar Darwis Sitorus, di Bandung, Jumat (2/5), menjelaskan nilai ekspor Jabar secara total (migas dan nonmigas) pada Maret 2025 tercatat 3,09 miliar dolar AS yang turun 3,51 persen dibanding Februari 2025. Jika dibandingkan Maret 2024, turun 3,29 persen.