BANDUNG, KOMPAS — Konektivitas wilayah utara-selatan masih menjadi tantangan Jawa Barat dalam menghadapi dinamika perekonomian tahun 2023. Pembangunan infrastruktur perhubungan perlu diperhatikan karena hal itu dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea dalam pembukaan rangkaian West Java Economic Society (WJES) 2023 di Bandung, Kamis (11/5/2023), menyatakan, perekonomian Jabar diperkirakan akan tumbuh positif 4,7 persen hingga 5,5 persen tahun ini. Namun, kondisi perekonomian Jabar masih menemui sejumlah tantangan.
Hal ini karena perekonomian di Jabar masih bergantung pada sektor industri yang mencapai 42,5 persen. Di sisi lain, pertumbuhan sektor pertanian masih rendah, yakni di angka 2,28 persen tahun ke tahun (year on year) dengan penyerapan tenaga kerja 15 persen.
Erwin memaparkan, konektivitas di Jabar selatan kembali menjadi sorotan karena berdampak pada produktivitas di daerah tersebut. Kondisi ini juga berdampak pada kesenjangan dengan wilayah utara yang memiliki akses lebih baik karena infrastruktur yang lebih baik.
”Tekanan inflasi terus menurun dan memberikan ruang untuk pertumbuhan ekonomi. Namun, ada tantangan yang harus dihadapi. Perekonomian Jabar masih bergantung pada sektor industri. Sementara itu, tantangan konektivitas, khususnya di Jabar selatan, masih dirasakan,” ujar Erwin.
Dia menyatakan, pembangunan di wilayah selatan diharapkan mampu mendorong produktivitas di Jabar. Beberapa proyek strategis, seperti ruas Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci), Tol Jakarta-Cikampek (Japek) Selatan, hingga proyek bendungan, bisa mendukung konektivitas di wilayah tersebut.
Erwin menambahkan, pemilihan kebijakan yang efektif dan kolaborasi dari berbagai pihak dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Jabar. Selain itu, dorongan untuk digitalisasi sektor pertanian, peningkatan mobilitas, hingga investasi di sektor infrastruktur perlu diupayakan.
”Strategi jangka pendek, seperti mobilitas aktivitas ekonomi di Jabar, perlu dijamin untuk menjaga daya beli masyarakat. Sementara itu, untuk jangka panjang, realisasi investasi di sektor infrastruktur juga perlu didorong dengan mengupayakan berbagai sumber pembiayaan,” paparnya.
Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja menyebut, konektivitas wilayah utara-selatan memang menjadi salah satu isu strategis di Jabar. Pembangunan infrastruktur dasar hingga pemenuhan daya dukung serta daya tampung lingkungan diharapkan bisa memberi kesetaraan antara dua wilayah tersebut.
”Isu strategis pembangunan Jabar hingga 2024 salah satunya terkait infrastruktur dasar, meliputi pusat kegiatan di daerah terisolasi. Konektivitas dan aksesibilitas antara wilayah utara dan selatan Jabar juga diperlukan untuk pemerataan pembangunan,” ungkapnya.
Sumber: Konektivitas Utara-Selatan Masih Jadi Tantangan Perekonomian Jabar – Kompas.id
Oleh: MACHRADIN WAHYUDI RITONGA