BANDUNG,jakarta.suaramerdeka.com – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, M Nur menyatakan bahwa situasi global yang dipenuhi banyak tantangan diharapkan tak mengurangi optimisme pelaku usaha.
Kekuatan lokal seperti UMKM diyakini mempunyai kemampuan bertahan dengan memanfaatkan peluang pasar baru.
“Walaupun ada ketidakpastian tapi optimisme harus tetap kita jaga agar ekonomi kita bisa tetap berjalan,” tandasnya pada Kick Off West Java Economic Society (WJES) 2025 bertajuk “Penguatan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Lokal untuk Mewujudkan Inklusi Ekonomi Jabar Istimewa di Bandung, Rabu, 7 Mei 2025.
Forum WJES yang merupakan forum kajian lintas sektoral termasuk pentahelix berupaya memberikan rekomendasi yang tepat termasuk langkah-langkah yang diperlukan terutatam Pemda dalam melangkah di tengah situasi kurang menguntungkan saat ini. Di antaranya mencakup bisnis model ditawarkan sebagai solusi.
Menurut dia, pasar baru yang bisa mulai dioptimalkan adalah kawasan Asean yang dinilai menjadi sumber perluasan pasar baru baik bagi produk-produk industri besar maupun UMKM.
Tren UMKM sendiri, katanya, tumbuh makin sip. Pasalnya, mereka dinilai sudah mampu melakukan ekspor ke sejumlah negara dengan produknya yang memang sudah memenuhi kualifikasi untuk melakukan ekspor. Di antaranya kopi yang terus diminati, keripik tempe, hingga fesyen.
Mereka pun mendorong sektor pertanian, hortikultura, tanaman pangan, hingga peternakan bisa dioptimalkan terutama dalam kaitan ketahanan pangan. Hal ini sejalan dengan era pemerintahan Dedi Mulyadi di Jabar yakni menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan di samping mulai mengikis ketergantungan.
Untuk pasar dalam negeri, M Nur menyebut bahwa merujuk hasil BPS yang sudah merilis pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan pertama 2025 yang tumbuh 4,98 persen memang mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya. Meski demikian, jelasnya, hal itu merupakan suatu angka yang masih optimis
“Kita juga melihat masih ada harapan konsumsi masyarakat yang masih terjaga walaupun mengalami perlambatan,” katanya.
Dari sisi investasi, lanjut Nur, dengan Jabar, masih berada di ranking pertama dari seluruh provinsi, pihaknya pun berharap dunia usaha khususnya di sektor industri yang mempunyai peran terbesar lebih dari 40 persen, bisa memberikan harapan terhadap upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.
“Penyerapan tenaga kerja mungkin di beberapa industri seperti tekstil atau TPT, kita mengalami beberapa tekanan tapi industri yang lain seperti elektronik mobil bisa tumbuh dengan masih memberikan harapan yang besar,” tandasnya.